SDH


SYNCHRONOUS DIGITAL HIERARCHY

Synchronous Digital Hierarchy (SDH)

SDH merupakan hirarki multiplexing yang berbasis pada transmisi sinkron yang telah ditetapkan oleh ITU-T. Dalam dunia telekomunikasi, sejumlah multiplexing sinyal-sinyal dalam transmisi menimbulkan masalah dalam hal pencabangan dan penyisipan (add/drop) yang tidak mudah serta keterbatasan untuk memonitor dan mengendalikan jaringan transmisinya. Hirarki multiplexing SDH dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. SDH link

Sebelumnya kita harus mengerti prinsip dasar dari Synchronous Digital Hierarchy (SDH) itu sendiri yaitu:

  • Mapping— A process used when tributaries are adapted into VCs by adding justification bits and POH information.
  • Aligning— This process takes place when a pointer is included in a TU or an AU, to allow the first byte of the VC to be located.
  • Multiplexing— This process is used when multiple lower-order path layer signals are adapted into a higher-order path signal, or when the higher-order path signals are adapted into a multiplex section.
  • Stuffing— As the tributary signals are multiplexed and aligned, some spare capacity has been designed into the SDH frame to provide enough space for all the various tributary rates. Therefore, at certain points in the multiplexing hierarchy, this space capacity is filled with fixed stuffing bits that carry no information, but are required to fill up the particular frame.

SDH memiliki dua keuntungan pokok yaitu fleksibilitas yang demikian tinggi dalam hal konfigurasi kanal pada simpul-simpul jaringan dan meningkatkan kemampuan manajemen jaringan baik untuk payload traffic-nya maupun elemenelemen jaringan[5]. Secara bersama-sama, kondisi ini akan memungkinkan jaringannya untuk dikembangkan dari struktur transport yang bersifat pasif pada PDH ke dalam jaringan lain yang secara aktif mentransportasikan dan mengatur informasi. Selain dua keuntungan tersebut, SDH juga memiliki beberapa keuntungan lainnya , diantaranya adalah:

  1. Self-healing, yakni pengarahan ulang (rerouting) lalu lintas komunikasi secara otomatis tanpa interupsi layanan.
  2. Provisi yang cepat.
  3. Akses yang fleksibel, manajemen yang fleksibel dari berbagai lebarpita tetap ke tempat-tempat pelanggan.
  4. Kemampuan memberikan informasi (detail alarm) dalam menganalisis masalah yang terjadi pada sistem.
  5. Standar SDH juga membantu kreasi struktur jaringan yang terbuka, sangat dibutuhkan dalam lingkup yang kompetitif sekarang ini bagi perusahaanperusahaan penyedia layanan telekomunikasi.

Struktur Frame SDH

Struktur frame terendah yang didefinisikan dalam standar SDH adalah STM-1 (Synchronous Transport Module level 1) dengan laju bit 155,520 Mbit/s (155 Mbps). Ini berarti STM-1 terdiri dari 2430 byte dengan durasi frame 125μ s. Bit rate atau kecepatan transmisi untuk level STM-N yang lebih tinggi juga telah distandarisasi sebagai kelipatan bulat (1, 4, 16 dan 64) dari N x 155,520 Mbps, seperti yang terdapat pada SDH/SONET transmission rates di bawah ini:

Untuk struktur SHD yang lebih kompleks yang ditetapkan oleh standarisasi ITU-T G.707 dari Low Order Signal menjadi High Order Signal [kompleks] :

Semoga bacaan ini bermanfaat bagi para pengunjung dan mohon commentnya ya 😀

Editor : Ade Sirait

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.